Roda Berputar- Menulis day 29
Kematian
Merupakan kesedihan amat dalam yang dirasakan seseorang saat mengalami suatu kehilangan. Kehilangan akan suatu ruh tertentu yang dulu sering menemani kita. di mana sosok itu merupakan sosok yang berharga dan berarti pada masa kehidupan kita. Bahkan lebih dari apapun.
Terkadang rasanya ingin menemuinya kembali. Bercerita kembali, namun kematian yang pahit telah meninggalkannya. Meninggalkan sosok itu dalam diri kita. Apa ini semua salahku. Yang membuat dirimu pergi. Apakah ini juga perbuatanku yang membuatmu berkelam pergi.
Apa yang dirasakan saat itu bisa jadi membawa kita pada momentum berharga yang menjadi quantum loncatan untuk membuat diri kita lebih baik lagi. Bisa juga menelan kita bulat-bulat akan makna kehidupan. Membuat kita buta tak berperasan tak bernyawa entah apa yang sedang terjadi di sekitar kita. Jikalau dirimu tenggelam dalam duka. Larut dalam penyesalan. Tidak henti-hentinya merebahkan diri dengan pelupuk mata berair. Mungkin kamu hanya akan berjalan di sini. Berjalan di tempat. Atau bahkan diam tak bergerak. Tak bernafa. Tak kunjung pulih. Meringkuk kedinginan. Dan hanya meratapi nasib yang membawamu. Berombang-ambing tampa ada yang ingin menyadarkanmu. Karena orang yang dapat menyadarkanmu adalah dirimu sendiri.
Hal lain yang berhubungan adalah adanya perpaduan. Perpaduan rasa merah kuning hijau. Memang, kehidupan ini tidak selalu menempatkan diri kita di atas. Kadang roda harus berputar. Kadang di bawah. Itulah yang membuatnya menarik dan penuh warna.
Apa yang bisa dilakukan agar kau tak meringkuk diam dalam kegelapan? Mulailah melangkah kembali. Jangan hilang arah. Berkabung boleh saja. tetapi cukup sesaat. Kau tidak ingin dia melihatmu dalam tahap seperti ini bukan? Kau ingin menjadi lebih baik. Bersemangatlah! Karena dengan demikian kamu dapat menjadi unik dan menunjukkan jati dirimu yang sebenarnya. Jadilah luar biasa. Karena aku tau kamu bisa!
Merupakan kesedihan amat dalam yang dirasakan seseorang saat mengalami suatu kehilangan. Kehilangan akan suatu ruh tertentu yang dulu sering menemani kita. di mana sosok itu merupakan sosok yang berharga dan berarti pada masa kehidupan kita. Bahkan lebih dari apapun.
Terkadang rasanya ingin menemuinya kembali. Bercerita kembali, namun kematian yang pahit telah meninggalkannya. Meninggalkan sosok itu dalam diri kita. Apa ini semua salahku. Yang membuat dirimu pergi. Apakah ini juga perbuatanku yang membuatmu berkelam pergi.
Apa yang dirasakan saat itu bisa jadi membawa kita pada momentum berharga yang menjadi quantum loncatan untuk membuat diri kita lebih baik lagi. Bisa juga menelan kita bulat-bulat akan makna kehidupan. Membuat kita buta tak berperasan tak bernyawa entah apa yang sedang terjadi di sekitar kita. Jikalau dirimu tenggelam dalam duka. Larut dalam penyesalan. Tidak henti-hentinya merebahkan diri dengan pelupuk mata berair. Mungkin kamu hanya akan berjalan di sini. Berjalan di tempat. Atau bahkan diam tak bergerak. Tak bernafa. Tak kunjung pulih. Meringkuk kedinginan. Dan hanya meratapi nasib yang membawamu. Berombang-ambing tampa ada yang ingin menyadarkanmu. Karena orang yang dapat menyadarkanmu adalah dirimu sendiri.
Hal lain yang berhubungan adalah adanya perpaduan. Perpaduan rasa merah kuning hijau. Memang, kehidupan ini tidak selalu menempatkan diri kita di atas. Kadang roda harus berputar. Kadang di bawah. Itulah yang membuatnya menarik dan penuh warna.
Apa yang bisa dilakukan agar kau tak meringkuk diam dalam kegelapan? Mulailah melangkah kembali. Jangan hilang arah. Berkabung boleh saja. tetapi cukup sesaat. Kau tidak ingin dia melihatmu dalam tahap seperti ini bukan? Kau ingin menjadi lebih baik. Bersemangatlah! Karena dengan demikian kamu dapat menjadi unik dan menunjukkan jati dirimu yang sebenarnya. Jadilah luar biasa. Karena aku tau kamu bisa!
#30DWC
#30DWCJilid22
#Day29
0 Response to "Roda Berputar- Menulis day 29"
Post a Comment