???
Orang aceh Dan ke bohongan
Dari sebuah buku essay dengan judul buat "Burung Berkicau", aku membaca bahwa orang Aceh tidak bisa berbohong. Tapi mereka pandai untuk menurupi kebohongannya. Alasan biasanya adalah pergi kenduri atau maulid saudaranya. Berbeda dengan orang barat yang jago dalam berbohong karena alasannya yang sangat logis. Orang aceh memang tidak nyaman dengan keterbukaan. Tetapi juga tidak suka berbohong. Namun karena alasannya yang itu-itu aja. Membuat Hal ini sangat mudah untuk di deteksi.
Tapi raihan Fadhillah adalah anak Timur. Yang dibesarkan dengan budaya Timur Dan cara barat. Apakah berarti dia pandai berbohong? Bisa jadi. Tapi dia Masih tidak nyaman dengan ide berbohong itu sendiri.
Kalau kamu, apakah dirimu? Apakah bisa berbohong atau tidak? Atau malah jago menurupi kebohonganmu? Silakan menilai sendiri
--
Bermodal senyum
Baru-baru ini mendapatkan kesempatan untuk tidak tersenyum. Karena senyum memudar akibat dibilang bermuka dua. Tapi itu istilah bahasa indonesianya. Kalau bahasa di Aceh pagi tersenyum Kalau malam lempar granat (*ke orang jepang pada masa penjajahan). Ada juga istilah cococom (aku kurang ingat, arti bahasa indonesianya di depan nasi di belakang ternyata tai). Orang yang terpengaruh akan kehilangan senyumnya. Apa kamu terpengaruh? Iya 🤣. Lemah banget guys. Tapi seiring verjalannya waktu Dan bertambah pengalaman jadi lebih mengerti lagi.
Kata orang senyum itu mengungkapkan is hati kita. Bahkan kadang dianjurkan sekali. Ada metodenya. Namanya 3s : Salam, senyum, Sapa. Buat orang Aceh sendiri senyum ini seakan menular. Rasanya kita pasti akan ikut membalas senyuman. Dan orang yang berkontak mata dengan kita Dan lalu tersenyum akan dianggap orang yang ramah. Dan aku juga belum pernah melihat senyuman yang begitu menular. Senyuman yang begitu lebar yang langsung ikut menghantui orang yang tidak membalasnya. Cuma di Aceh kita temukan itu.
Di jaman setelah tsunami, katanya orang kristinus berusaha memberikan pengaruhnya dengan menarik simpati warga Aceh. Tetapi, itu tidak berhasil. Mereka berusaha menariknya dengan harta benda, tahta, Dan wanita. Tapi itu tidak berhasil. Tetapi kamu dapat menarik simpatinya dengan wajah cerita (senyum) Dan semua akhlak yang baik. "(HR Abu Yu'la dan Al-Baihaqi) dan ternyata rumah-rumah memang diganti an denagn bermodal senyum. Mari tersenyum.
0 Response to "???"
Post a Comment