Pembelajaran Cakap Sejauh ini - DWC - Day 15
Aku mulai mengenal cakap saat
dia muncul iklannya di semua youtube yang aku tonton. Kadang cakap kadang
grammarly. Kemudian, semakin mengenal lebih dekat ketika berjumla dalam
zoomlive dari ITS Career. Karena sedang galau bagaimana cara menyusun CV dan
Cover Letter yang baik.
Kemudian, mendapatkan kesempatan untuk menjadi guru di cakap. Dengan mengikuti pelatihan nya terlebih dahulu. Mula-mula redeem kode voucher kelas cakap batch 3. Setelah itu kode vouchernya dapat digunakan untuk menonton kelasnya. Ada 36 sesi kalau gak salah.
Setiap sesi memiliki pembelajarannya sendiri. Kita akan diberikan slide pdf untuk bacaanya kemudian setelah itu dapat menonton videonya.
Pada mulanya kita diperkenalkan dahulu. Apa sih mengajar itu. Proses yang seperti apa, tujuan yang ingin dicapai saat mengajar itu apa. Emang dibilang saat mengajar itu adalah mentransferkan ilmu kita sekaligus melakukan pengulangan terhadap yang lama dan dengan menjelaskan kembali membuat kita tahu. Sebenarnya kita paham gak sih? Atau hanya pura-pura paham saja? Atau malah berusaha memahami sambil belajar?
Kemudian mempelajari behavioral (Perilaku) seseorang ketika belajar. Dari perilaku ini kemudian diketahui apakah tipe pembelajaran yang cocok diberikan guru kepada muridnya. Mengenal pembelajar itu penting. Kita harus tahu berapa umurnya terlebih dahulu sehingga dapat memperlakukannya dengan benar.
Misalnya dengan mengetahui umur pengguna. Jika dia masih belia berarti dia perlu untuk diberikan sistem punishment dan reward. Setiap melakukan hal yang benar bisa dipuji dan jika salah dibuat untuk enggan melakukannya lagi.
Sementara apabila pembelajarnya sudah lebih tua. Dia tidak memerlukan motivasi eksternal yang seperti itu. Tetapi mereka sudah memiliki kesadaran sendiri dari dalam dirinya untuk belajar. Bahkan kadang sampai mengeluarkan biaya sendiri untuk belajar itu.
Ada juga pengetahun mengenai kurikulum belajar yang akan disampaikan gak boleh terlalu mudah dan ngak boleh terlalu susah. Kalau terlalu mudah membuat mahasiswa bosan atau malah dapat belajar sendiri sehingga kita tidak diperlukan lagi. Kalau terlalu susah, membuat murid frustasi dan tidak termotivasi untuk mengerjakan. Jadi harus berada ditengah-tengah.
Saat ini sedang dalam materi bagaimana memberikan pembelajaran yang engaging. Berbeda antara saat online dan offline. Saat offline bertanya kabar dan menceritakannya bagus. Tapi, saat online itu tertebak dan kurang menarik. Sehingga harus ada inovasi didalamnya. Ada juga seperti melempar petanyaan ataupun bertanya apakah materinya dapat dimengerti apa tidak. Tetapi harus melihat budaya juga. Apakah termasuk yang menganut apabila dijawab tidak mengerti berarti menghina pengajarnya yang berarti tidak kompeten.
Sehingga disini selalu diusahakan untuk memberikan diskusi dan keseriusan dalam kelas. Kita sebagai pengarah dan pionirnya. Gimana pun hari kita. Kita harus bisa menyetel kelas kita sesuai dengan kehendak kita.
Kemudian, mendapatkan kesempatan untuk menjadi guru di cakap. Dengan mengikuti pelatihan nya terlebih dahulu. Mula-mula redeem kode voucher kelas cakap batch 3. Setelah itu kode vouchernya dapat digunakan untuk menonton kelasnya. Ada 36 sesi kalau gak salah.
Setiap sesi memiliki pembelajarannya sendiri. Kita akan diberikan slide pdf untuk bacaanya kemudian setelah itu dapat menonton videonya.
Pada mulanya kita diperkenalkan dahulu. Apa sih mengajar itu. Proses yang seperti apa, tujuan yang ingin dicapai saat mengajar itu apa. Emang dibilang saat mengajar itu adalah mentransferkan ilmu kita sekaligus melakukan pengulangan terhadap yang lama dan dengan menjelaskan kembali membuat kita tahu. Sebenarnya kita paham gak sih? Atau hanya pura-pura paham saja? Atau malah berusaha memahami sambil belajar?
Kemudian mempelajari behavioral (Perilaku) seseorang ketika belajar. Dari perilaku ini kemudian diketahui apakah tipe pembelajaran yang cocok diberikan guru kepada muridnya. Mengenal pembelajar itu penting. Kita harus tahu berapa umurnya terlebih dahulu sehingga dapat memperlakukannya dengan benar.
Misalnya dengan mengetahui umur pengguna. Jika dia masih belia berarti dia perlu untuk diberikan sistem punishment dan reward. Setiap melakukan hal yang benar bisa dipuji dan jika salah dibuat untuk enggan melakukannya lagi.
Sementara apabila pembelajarnya sudah lebih tua. Dia tidak memerlukan motivasi eksternal yang seperti itu. Tetapi mereka sudah memiliki kesadaran sendiri dari dalam dirinya untuk belajar. Bahkan kadang sampai mengeluarkan biaya sendiri untuk belajar itu.
Ada juga pengetahun mengenai kurikulum belajar yang akan disampaikan gak boleh terlalu mudah dan ngak boleh terlalu susah. Kalau terlalu mudah membuat mahasiswa bosan atau malah dapat belajar sendiri sehingga kita tidak diperlukan lagi. Kalau terlalu susah, membuat murid frustasi dan tidak termotivasi untuk mengerjakan. Jadi harus berada ditengah-tengah.
Saat ini sedang dalam materi bagaimana memberikan pembelajaran yang engaging. Berbeda antara saat online dan offline. Saat offline bertanya kabar dan menceritakannya bagus. Tapi, saat online itu tertebak dan kurang menarik. Sehingga harus ada inovasi didalamnya. Ada juga seperti melempar petanyaan ataupun bertanya apakah materinya dapat dimengerti apa tidak. Tetapi harus melihat budaya juga. Apakah termasuk yang menganut apabila dijawab tidak mengerti berarti menghina pengajarnya yang berarti tidak kompeten.
Sehingga disini selalu diusahakan untuk memberikan diskusi dan keseriusan dalam kelas. Kita sebagai pengarah dan pionirnya. Gimana pun hari kita. Kita harus bisa menyetel kelas kita sesuai dengan kehendak kita.
0 Response to "Pembelajaran Cakap Sejauh ini - DWC - Day 15 "
Post a Comment