Aku dan Kepusinganku - Menulis day 9
Sebenarnya tidak akan berubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri ingin mengubahnya. Disini aku paham betul. Kalo cuma keinginan dan gak ada perlakuan yang menjanjikan bukan cuma jalan ditempat oleh hal yang sama. Bisa jadi cuma berada disitu-situ aja. Bisa sedih banget jatuhnya.
Aku yang pusing. Bukan karena sakit.
Bukan karena flu. Bukan juga karena pergantian pancaroba. Alhamdulillah sehat
walafiat. Tetapi karena aku menunda pekerjaan minggu lalu. Aku menjadi pusing 7
keliling. Karena tugasnya sudah bertambah bobotnya. Gak cuma yang kemarin yang
dipikirin tapi juga yang hari ini. Wah bukan cuma cucian yang menumpuk. Beban
otakku juga ikut numpuk.
Mana lagi minggu depan sudah ada
ancang ancang beberapa tugas yang mau dikumpul. Mesti ya, ombak itu datang
bertubi-tubi. Ngak bisa ya. Datangnya satu-satu pelan-pelan poo. Sekarang aku
juga masih menundanya dengan melakukan kepenulisan.
Sempat pusing karena pekerjaan ku yang
sudah dikerjakan sewaktu-waktu lalu ternyata gak tersimpan. Aku ngevlog tentang
keseharianku yang dimana ku impikan di dalam laptop ku tersayang. Tapi,
walaupun isinya biasa. Aku memiliki tujuan yang cukup mulia dan sedikit egois.
Mulia karena apa? Karena aku ingin ikut berbagi pengalaman dan keseharian yang
aku rasakan selama ini.
Apalagi di tahun-tahun seperti ini.
Dimana mulai ditanya mana pasangannya? Udah punya calon belum? Nanti mau magang
dimana? Mau kkn dimana? Gak usah yang misi dekat-dekat. Seperti visi nanti mau
jadi apa? Mau lanjut s2, ambil keprofesian arsitektur (ppars) atau mau ngapain
selanjutnya? Mau nya pekerjaan menyenangkan yang menghasilkan. Lanjut ke yang
tadi, keegoisannya dimana? Karena penjelasan itu membuat ku memutar otak agar
dapat menulis lebih banyak lagi. Jadinya aku harus belajar lebih karena kalo ngak.
Gimana caranya mau menjelaskan? Kalo untuk diri sendiri aja belum bisa? Ya kan.
Itu juga sekaligus melatih softskill ku berbicara. Belum level berbicara
didepan orang loh. Masih sekedar bicara.
Apalagi dengan aku yang gak gampang
puas. Duh tambah lagi. Tapi jangan mengeluh. Karena kata guru matematika smaku
setiap kita mengeluh. Ada satu sel otak yang mati. Jadinya aku hanya akan
berkisah. Kisah nya adalah aku sebenarnya agak merasa stagnan dan hampa karena
setiap tulisanku sifatnya hanya pelampiasan diary. Maunya lebih ke bentuk opini
atau feature. Yang kemarin di feedback juga belum dibenerin huhu.
Ayo semangat teman-teman. Aku sekarang
mau mengerjakan tugas besarku. Wish me luck ya ! Semangat juga buat kalian
dengan kesibukan kalian masing-masing. Semoga amanah dan sehat selalu ya!
#30DWC
#30DWCJilid22
#Day9
0 Response to "Aku dan Kepusinganku - Menulis day 9"
Post a Comment