-->

Malam bersama kalian - day 3

 Kini sedang mengerjakan tugas demi tugas. Tapi kadang tanpa disangka-sangka air di pelupuk mata jatuh membasahi pipi. Beratnya tekanan ini tidak separah tekanan hidup sih. Mungkin lebih ke tekanan batiniah. Sehingga, rasa sanggup untuk melanjutkan. Ketidak pedean melihat teman yang progresnya melaju bagai roket. Ataupun melihat bintang-bintang yang tak malu memperlihatkan kejoranya saja bisa membuat kita ingin kembali ke dalam angan angan.

Untuk teman-temanku yang menemani malam-malamku, siang, pagi dan sore. Mendengar keluh kesah dan celotehku baik yang jelas maupun yang super duper random. Kalian pasti jadi mengetahui sikap asliku. Kita berada dalam ini bersama-sama dalam keadaan yang sangat tidak disangka-sangka. Bersama -sama melangkah tapi dengan jalannya masing-masing. Kesibukan masing-masing. Dan atap persinggahan yang berbeda-beda. Dulu, ketika covid belum menyerang dan merubah seluruh dunia kita. Kita hanya melihatnya sebagai dunia hitam putih abu-abu. Mungkin banyak abu-abu. Sangking banyaknya ketidak pastian yang akan menanti didepan mata kita.

Tapi aku setidaknya tau. Kini aku harus menjadi kuat. Bukan untuk orang lain. Untuk diriku sendiri. Harus memperhatikan faktor resiko. Diriku pasti ingin membantumu dan menarik mu dari jalur kesesatan. Tapi, diriku yang belum kuat bukannya dapat menarikmu ke sisiku namun tenggelam bersama mu. Yang mulainya hanya satu korban. Kini kita dikutuk oleh orang sekitar. Sudah dua nyawa melayang akibat keteledoranku. Karena keegoisanku untuk tidak egois. Maksudnya gimana, seharusnya aku mengerjakan tugasku. Tapi tidak ingin dianggap egois aku ikut membantumu. Tapi kini, aku dianggap lebih egois lagi. Egois membantumu. Padahal mengangkat diri sendiri saja belum mampu. Ingin push up 100 kali. Seperti itu lah. Padahal untuk di push sekali saja. Turun! Harus memabngkitkan seluruh energai dan rasa yang ada dalam diriku. Itupun belum sanggup untuk membuatmu kembali berderap dalam hitungan jantung khatulistiwa.

Degub jantungmu dapat kudengarkan. Kamu pasti mengiranya tangible kan ya(terlihat dan terasa secara langsung) tapi tidak demikaian kawan bisa sagi dia intangible tidak terliaht dan tidak terasa.

Masih ingin jemariku menuliskan perjalanan kita. Namun tugas akhir masih menungguku di ujung jemari. Akupun sudah diujung tanduk. Tugas akhir lusa dikumpul padahal besok ingin merasakan indahnya liburan lebaran. Belum lagi animasi dan presentasi yang aku harus disiapkan menuju hari h.

Tidak ada istirahat kataku. Terus berlari dan terus mengejar. Nikmati saja prosesnya. Jangan pernah berhenti. Karena ketika kau berhenti kau akan terjatuh.


#30DWC
#30DWCJilid31
#Day3

0 Response to "Malam bersama kalian - day 3"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel