Berbicara tentang masa depan - Day 6
Saat aku kecil, topik kesenanganku adalah membayangkan bagaimana nantinya aku tumbuh dan berkembang di masa depan. Bagaimana aku bisa mencapai hal-hal diluar imajinasiku dan membuka cakrawalaku. Tidak jarang aku membicarakannya dengan teman-temanku sambil terus berimajinasi.
Kadang kami membicarakan bagaimana nanti kami tumbuh besar. Sangking besarnya kami takut, jangan-jangan kita sudah tidak muat di dalam rumah lagi sampai-sampai jadi raksasa yang lebih besar daripada yang ada di film jack dan kacang polong.
Kami juga sering membayangkan kekuatan-kekuatan yang tak dapat dibayangkan atau dipikirkan sekarang. Menjadi miliarder yang berkeliling dunia dan murah hati untuk menyumbangkan sedikit kekayaannya. Ketika keuangan nya sendiri sudah sanggup membeli dan menggoncang satu negara. Dimana bahkan Ketika pengen makan apa. Tinggal pergi naik jet pribadi ke tempat tujuan. Wah menyenangkan sekali membayangkan itu.
Kemudian ada juga bayangan-bayangan lainnya yang gak kalah keren dan bikin salut manusia-manusia di bumi.
Tapi, saat beranjak dewasa. Keinginan keinginan itu seolah pupus. Dan tidak teringat lagi dimana. Berhadap dengan realita masa depan. Yang tak ingin dipungkiri mulai harus melihat jejaknya. Dimana akan melangkah bagaimana caranya.
Dulu Ketika bermimpi setinggi langit. Orang sering berkata, “jangan tinggi-tinggi! Ntar jatuhnya sakit” tapi kutipan dari soekarno meyakinkan, “tidak papa, karena jika kau jatuh. Kau akan jatuh diantara bintang-bintang.
Masa depan ini kadang bukan berwarna terang cerah seperti matahari. Bukan juga gelap seperti malam. Dia berada berdiri diantara keduannya. Abu-abu. Bisa lebih gelap dan bisa lebih terang. Itu sangat tergantung dengan cat apa yang kamu pilih. Dengan kebiasaan-kebiasaan apa yang kamu pupuk dan bacaan-bacaan apa yang kamu tanamkan dalam diri sendiri. Dan dengan secara sadar terus mengerjakannya karena kamu tau. Masa depan berdenyut setiap hari. Satu detik yang terlewati tidak dapat digantikan lagi.
#30dwc
#30DWCJilid24
#day6
Kadang kami membicarakan bagaimana nanti kami tumbuh besar. Sangking besarnya kami takut, jangan-jangan kita sudah tidak muat di dalam rumah lagi sampai-sampai jadi raksasa yang lebih besar daripada yang ada di film jack dan kacang polong.
Kami juga sering membayangkan kekuatan-kekuatan yang tak dapat dibayangkan atau dipikirkan sekarang. Menjadi miliarder yang berkeliling dunia dan murah hati untuk menyumbangkan sedikit kekayaannya. Ketika keuangan nya sendiri sudah sanggup membeli dan menggoncang satu negara. Dimana bahkan Ketika pengen makan apa. Tinggal pergi naik jet pribadi ke tempat tujuan. Wah menyenangkan sekali membayangkan itu.
Kemudian ada juga bayangan-bayangan lainnya yang gak kalah keren dan bikin salut manusia-manusia di bumi.
Tapi, saat beranjak dewasa. Keinginan keinginan itu seolah pupus. Dan tidak teringat lagi dimana. Berhadap dengan realita masa depan. Yang tak ingin dipungkiri mulai harus melihat jejaknya. Dimana akan melangkah bagaimana caranya.
Dulu Ketika bermimpi setinggi langit. Orang sering berkata, “jangan tinggi-tinggi! Ntar jatuhnya sakit” tapi kutipan dari soekarno meyakinkan, “tidak papa, karena jika kau jatuh. Kau akan jatuh diantara bintang-bintang.
Masa depan ini kadang bukan berwarna terang cerah seperti matahari. Bukan juga gelap seperti malam. Dia berada berdiri diantara keduannya. Abu-abu. Bisa lebih gelap dan bisa lebih terang. Itu sangat tergantung dengan cat apa yang kamu pilih. Dengan kebiasaan-kebiasaan apa yang kamu pupuk dan bacaan-bacaan apa yang kamu tanamkan dalam diri sendiri. Dan dengan secara sadar terus mengerjakannya karena kamu tau. Masa depan berdenyut setiap hari. Satu detik yang terlewati tidak dapat digantikan lagi.
#30dwc
#30DWCJilid24
#day6
0 Response to "Berbicara tentang masa depan - Day 6"
Post a Comment