kepentingan tukang vs kepentingan developer

dalam membuat rumah di developer desain yang dibuat harus diminati pembeli. kemudian, juga punya target waktu yang cepat. kita menyesuaikan apa yang ada di lapangan dengan pembuatan rumahnya. 

Dalam hal ini, ada beberapa hal yang menjadi kebutuhan. aku akan bahas salah satu aja. 

tentu saja tukang ingin mengejar target membuat rumah yang secepat-cepatnya dengan harapan mendapatkan uang yang lebih banyak. 

developer lebih butuh satu rumah jadi daripada semuanya di plester. tapi karena dia jago plester jadinya yang dikerjain cuma plester aja. karena bagian finishing lebih susah. bukan perkara bahannya gak ada. tapi harga untuk menyelesaikan finishing juga jauh lebih murah daripada mengerjakan plester. yang tergolong lebih mudah karena unsur berpikir kerapian dan kehati-hatiannya lebih tidak perlu diperhatikan.

akibatnya kalau lagi gak ada orang atau sepi tukang plester. orang tersebut mau plesterina aja semua rumah. padahal bagian plester itu sesuai dengan setiap kepala tukangnya. dia ngatur gimana pembagiannya biar semua komponen rumah itu dapat dikerjakan semua. bukan cuma semua rumah di plester aja. karena plester cepat. asalkan rapi dan siku. 

dia ngejar tahapan yang banyak duit dan cepat.

Jadi, tukang harusnya mengerjakan satu rumah sampai selesai karena rumah gak bisa dijual Kalau belum selesai. 

----+

Edited version

*Kesal*

Apakah kalian pernah merasa kesal ? Aku sering kali merasa kesal ketika berada di rumah.

Pemicu kesalku biasanya karena komen dari ibu. 

Ingin rasanya aku melepaskan pukulan maut kempoku kepada yang membuat aku kesal. Tapiku pikir ini bisa bikin situasi makin kacau.

Ibuku bisa saja membalas pukulanku. Aku tentu akan coba membanting dan menguncinya...

Untung selain bisa kempo aku juga bisa menulis. Sebaiknya kusalurkan kekesalanku dengan menuliskannya disini.

Semoga suatu hari nanti kekesalanku ini akan menjadi intan permata.

Comment: Masih banyak ide yang belum di explore disini

Share this post