Rasa Demi Rasa
Rasa demi rasa.
Puisinjam 10.30 dalam rangkap nungguin bus adekku yang di lhokusumawe dijemput. Kali ini aku gak bawa menu bekal apapun untuk dia dijalan. Dengan alasan lupa. Pertama aku udah gak biasa ngerjainnya lagi Dan gak ada stock jadinya. Karena aku sendiri, gak makan juga. Jadi understandable lah yah.
Yang sebenarnya aku lagi malas nulis. Alasannyam aku ngerasa mataku cape gak menentu. Akunya juga capek. Tapi otakku lagi hoper active. Gak Tau kenapa. Sudah beberapa hari ini kek gitu. Dan aku rasanya kayak mau kompress air hangat aja. Atau malah air dingin. Yang punya efek rileks gitu.
Rasanya enak banget. Aku akhirnya ketiduran tadi beberapa waktu. Jadi keknya ada hormon yang lagi kecapeaan. Atau organ bagian tubuh aku yang kecapeaan. Jadi Allhamdullillah.
Hari-hari ini waktu berasa berlalu bagai roller coaster jet. Yang rasanya gak ada sama sekali rasanya. Tau-tau kecepatan kilat aja. Hari demi hari berganti waktunya.
Setiap hari adalah sebuah kesempatan Dan peluang baru untuk membuat hari itu jauh lebih baik lagi. Bermanfaat lagi. Berguna lagi. Tapi kadang terlalu cepat peeubahannya bisa membuat berbeda.
Aku kadang lupa ini udah di Aceh. Sangking aku rasanya Hana pegah haba pake bahasa Aceh. Betul-betul Hana pegah habah Aceh. Patepat.
0 Response to "Rasa Demi Rasa"
Post a Comment